Wakil Direktur Perlindungan WNI dan BHI
Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, mengatakan kondisi ketiga warga Indonesia yang selamat dari karamnya kapal Oryong 501 kini kian membaik. Data dari KBRI Moskow, mereka kini masih dirawat di kapal pencari korban tenggelam lainnya.
Demikian ungkap Iqbal, yang dihubungi VIVAnews pada
Kamis, 4 Desember 2014 melalui telepon. Ketiga awak kapal yang selamat
itu, ujar dia, kemudian menjadi saksi kunci untuk mengenali korban
lainnya jika ditemukan.
"Jadi, selama ini korban belum diidentifikasi melalui proses
DNA. Tetapi, tim yang terdiri dari polisi, Badan Nasional Penempatan
dan Perlindungan TKI (BNP2TKI), dan Kemlu telah mendatangi masing-masing
rumah keluarga korban untuk mengambil sampel DNA sebagai pembanding,"
ujar dia.
Oleh sebab itu, dia menyebut informasi yang selama ini
beredar bisa disebut tidak resmi. Lebih jauh, Iqbal mengatakan korban
selamat ini perlu dirawat di rumah sakit secepatnya.
"Selain untuk pemulihan fisik, mereka pasti juga membutuhkan pemulihan dari rasa trauma psikis," imbuhnya.
Upaya pencarian korban ABK lainnya, kata Iqbal, masih terus
dilakukan. Pemerintah Korsel telah mengerahkan 12 kapal. Kapal-kapal
tersebut, papar Iqbal, ada yang merupakan kapal khusus penyelamat dan
kapal yang dikerahkan oleh perusahaan pemilik Oryong, yakni Sajo
Industry.
"Rusia juga mengirimkan kapal penyelamat dan satu pesawat jet," imbuh dia.
Menurut data dari kantor berita Rusia, ITAR-Tass, jet yang
dikirim merupakan jenis Antonov An-26. Sebelumnya, pada Rabu kemarin,
pesawat itu tidak bisa dioperasikan karena angin badai salju dan
gelombang setinggi lima meter.
Sementara, terkait hak-hak yang seharusnya diterima oleh
para ABK WNI itu, Kemlu telah meminta bantuan kepada Pemerintah Korsel
untuk berkoordinasi dengan Sajo Industry jika ada gaji yang belum
dibayarkan, supaya diberi.
"Kami juga akan mengurus dana asuransi, karena dari data
yang kami miliki ke-35 WNI turut dilengkapi dengan asuransi," imbuh
dia.
Dari pihak Korsel, lanjut Iqbal, mereka telah menyampaikan
skema kompensasi apa saja yang akan diterima oleh keluarga. Kemlu, imbuh
Iqbal, telah meminta data skema itu dan perlu mengetahui apa saja
hak-hak yang akan mereka terima.
Selain itu, Kemlu juga sudah berkoordinasi dengan BNP2TKI
dan mendorong agar masing-masing agen pengerah tenaga kerja ikut
memberikan uang duka bagi keluarga korban.
"Rencananya 50 persen uang duka itu akan dicairkan dalam waktu dekat. Sisanya menyusul kemudian," kata dia.
Data dari BNP2TKI, ada
empat perusahaan pengerah jasa tKI untuk bekerja di Kapal Oryong 501,
yaitu PT Mitra Samudra Cakti, PT Kimco Citra Mandiri, PT Oriza Sativa
Agency, dan PT Koindo Maritime Power. Berdasarkan informasi dari KBRI
Moskow, total telah ditemukan 10 WNI.
Tujuh orang di antaranya ditemukan tak bernyawa. Maka, tim penyelamat masih harus menemukan 25 ABK WNI lainnya.
Posting Komentar