SIAGA. Tim SAR Gabungan melakukan kegiatan simulasi penanganan masalah perairan di Pantai Kejawanan, kemarin.
Dermaga Pantai Kejawanan menjadi latihan simulasi Search and Rescue
(SAR) untuk musibah perairan, Rabu (3/12). Dalam simulasi itu,
dipraktikan proses evakuasi dan penyelamatan korban tabrakan kapal. Dua
anak buah kapal (ABK) tewas lalu dievakuasi dan 7 orang berhasil
diselamatkan.
Kegiatan ini
melibatkan seluruh elemen penyelamatan, terdiri dari TNI AL, Ditpolair,
KSOP, Polsek KP3, Kantor Perikanan Kejawanan, PT Pelindo II, PT
Pertamina, RSUD Gunung Jati, RAPI Cirebon, Orari, HNSI.
Kepala Kantor SAR Bandung, Anggit M Satoto SS MM menyampaikan,
kegiatan simulasi SAR ini dilakukan sebagai upaya mengantisipasi dan
mempersiapkan diri, terhadap kejadian yang tidak bisa diprediksi,
terutama di Pantai Utara Jawa.
Ia mengatakan, potensi bencana di Jawa Barat
beragam dari mulai darat hingga laut. Saat ini, pihaknya menggelar
kegiatan ini karena letak geografis Jawa Barat yang dibatasi dua lautan,
Pantai Utara Jawa dan Pantai Selatan. “Selain itu, kegiatan SAR di
perairan ini juga sangat penting, karena faktor cuaca yang sekarang
musim hujan,” ujarnya.
Dikatakan dia, luas wilayah
Indonesia yang didominasi laut, membuat Tim SAR harus bisa terlatih
dengan medan perairan. Terlebih, pemerintahan Jokowi-JK juga tengah
fokus untuk memperbaiki wilayah maritim Indonesia.
Ia juga menjelaskan, simulasi ini sebagai wujud saling berkoordinasi
antara Tim SAR. Daerah-daerah menjadi garda terdepan dalam penanganan
SAR. “Penanganan SAR ini harus bisa terkoordinasi, terumata dengan di
daerah-daerah, supaya penanganan bisa terintegrasi, dan masing-masing
memiliki perannnya,” tutur dia.
Dengan letak geografis dan cuaca di Indonesia, memiliki potensi yang
besar terjadinya bencana. “Potensi bencana ini bisa timbul kapan saja,
baik di darat maupun di laut. Basarnas sebagai leading sector penanganan bencana harus sudah siap, dan bisa berkoordinasi dengan tim yang ada di daerah, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) atau instansi lainnya,” ucapnya.
Diakuinya, personil Basarnas secara nasional
memang masih sangat kekurangan. Hanya saja, pihaknya menyiasati dengan
merekrut sejumlah relawan-relawan. Ia menyebutkan, ada 34 Kantor SAR
yang tersebar di Indonesia. Kantor SAR berkedudukan di provinsi, setiap
kantor SAR baru memiliki dua pos SAR yang berkedudukan di
Kota/Kabupaten. “Untuk menyiasati minimnya personil ini, kita melakukan
pembinaan kepada relawan,” tuturnya.
Suprayogi juga mengingatkan kepada masyarakat agar bisa melakukan budaya safety. “Terus terang budaya safety kita juga masih kurang dimiliki oleh masyarakat, jadi ini juga harus dibenahi,” tuntasnya
Posting Komentar